Selasa, 25 November 2008

ERA KEEMASAN SANG CR 7, RONALDO

Saat ini tak akan habis kalimat untuk menceritakan kepiawaian Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro. Berita dan foto pemain Portugal yang kini membela Manchester United (MU) itu hari-hari ini selalu menghiasi media massa. Sebagai pemain muda yang masih berusia 22 tahun, karier Ronaldo benar-benar sedang berada di era keemasan. Musim 2006/2007 ini, Ronaldo sudah mengemas 16 gol bagi "The Red Devils" dan menempatkan namanya sebagai runner-up pencetak gol terbanyak Liga Inggris, di bawah Didier Drogba dengan 18 gol. Dia adalah salah satu kandidat pemain terbaik Premiership.

Kecepatan dan kemahiran dalam mengolah serta mendribel bola menjadi keunggulan Ronaldo. Potensi itu pulalah yang membuat dia sangat diandalkan Manajer MU Sir Alex Ferguson dalam laga MU di berbagai event. Bek tim lawan harus segera bersiaga jika pemain kelahiran Funchal, Madeira, Portugal, ini menguasai bola. Salah-salah, ia menjadi kreator gol. jika bukan ia sendiri yang menciptakan seperti ditampilkan Ronaldo saat MU membungkam Bolton Wanderers 4-1 di ajang Premiership akhir pekan lalu. Yang membuatnya kian gemilang, Ronaldo mampu tampil sama baiknya saat di sayap kanan maupun kiri.

Bakat main bola seorang Ronaldo berawal pada usia 3 tahun, ketika ia mulai menyepak si kulit bundar. Jiwanya untuk sepak bola makin tampak sewaktu ia masuk sekolah dasar pada usia 6 tahun. Pemain berjuluk "Rocket Ronaldo" itu lalu mematangkan kemampuannya di klub-klub yunior Portugal, mulai dari Andorinha, CD Nacional, dan Sporting Lisbon.

Awalnya, Ronaldo sebenarnya dilirik Manajer Liverpool (waktu itu) Gerard Houllier saat sang bintang masih berusia 16 tahun. Namun, perekrutan "The Reds" batal karena pemain yang telah mencetak 15 gol bagi Portugal itu dinilai terlalu muda. Ferguson-lah yang lalu mentransfer setelah terpikat dengan aksi Ronaldo ketika Sporting Lisbon mengalahkan MU, 3-1, dalam laga inaugurasi Stadion Alvalade XXI di Lisabon tahun 2003.

Dengan kepiawaiannya, wajar jika Pelatih Portugal Luiz Felipe Scolari menjadikan Ronaldo tulang punggung dalam laga kualifikasi Grup A Piala Eropa 2008 melawan Belgia dan Serbia. Jika Ronaldo mampu meredam emosinya, bisa jadi putaran final Piala Eropa 2008 di Austria dan Swiss akan menjadi pembuktian kebintangannya.

Tidak ada komentar: