Selasa, 25 November 2008

BATU BEJAMBAN, SITUS ZIARAH MISTIS TANAH PALOH

Ada banyak cara untuk mencapai sebuah tujuan. Orang-orang zaman dahulu kerap menggantungkan harapan mereka pada kekuatan-kekuatan supranatural untuk mendapatkan tujuan mereka. Namun seiring dengan perjalanan waktu, manusia modern juga tidak bisa melepaskan ikatan dengan kekuatan di luar dimensinya. Mereka masih mencari dan mengejar keberuntungan dan nasib baik ke tempat-tempat yang dianggap keramat. Nun jauh di ujung utara Kalimantan terdapatlah sebuah lokasi yang kerap didatangi banyak orang untuk mengubah nasib dan peruntungannya. Batu Bejamban, demikian nama sebuah lokasi yang terletak di antara belahan sungai-sungai di daerah Paloh, Sambas. Di sebuah lokasi yang cukup unik dan tidak dihuni seorangpun penduduk ini para pengunjung dari berbagai daerah dan latar belakang suku dan agama setia mendatanginya. Seperti yang terlihat di pertengahan bulan puasa lalu. Suasana di lokasi tampak ramai. Puluhan orang dari berbagai daerah dan beragama warna kulit tampak bergerumbul di sekitar lokasi.

Demi sebuah pengharapan, Batu Bejamban memang kadung masyhur sebagai sebuah situs penghantar niat. Dari kejauhan situs Batu Bejamban terlihat jelas dengan gundukan bukit yang tak terlalu tinggi. Ada dua titik yang dianggap keramat di lokasi ini. Dua titik lokasi itu berupa sumber air di atas batu yang konon tak pernah habis meski ditimba terus walau di musim kemarau sekalipun. Lokasi pertama terletak tak jauh dari pinggir sungai yang berdelta-delta. Segunduk batu besar dengan sumber air di atasnya terlihat tak pernah berhenti dibakari dupa dan kemenyan. Aura mistik mulai menyergap pengunjung yang baru tiba. Di batu inilah titik pertama situs Batu Bejamban disebut. Konon menurut penuturan warga dan orang-orang yang dekat dengan situs ini, Batu Bejamban adalah pusat pemerintahan dan kerajaan ghaib di Paloh. Di lokasi ini beberapa orang mengaku pernah melihat kemajuan teknologi dan pembangunan. Idah, salah satu juru kunci menceritakan asal mula situs ini berawal dari prahara di masa lalu. Konon, menurut Idah, pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, Kerajaan Paloh akan dibom dan dibumi hanguskan. Mendengar kabar ini pemimpin dan warga Paloh berdoa kepada Tuhan meminta perlindungan.“Mereka berdoa dan minta dihilangkan dari pandangan,” kata wanita yang mengaku memiliki kemampuan melihat dunia dari dimensi lain ini. Sejak itu konon peradaban Paloh hilang ditelan bumi. Tak ada sisa-sisa peninggalan yang terlihat.

Orang-orang Paloh bermigrasi ke dunia lain bergabung bersama para lelembut. Di dunia baru itu menurut Idah roda pemerintahan masih terus berjalan di bawah pemerintahan Raden Sandi. Raden Sandi sendiri adalah sanak kerabat dari Raja Sambas yang dalam legenda masyarakat diceritakan kawin dengan putri penguasa alam ghaib di Paloh. Orang-orang yang datang ke Batu Bejamban datang dengan berbagai motif kepentingan. Para pedagang Cina yang ingin maju usahanya datang berdoa meminta peruntungan kepada Bujang Kurap. Aparat, pegawai negeri atau politisi yang hendak menaikkan karirnya juga bertandang ke situs ini dengan niat tertentu. “Raden Sandi rajanya. Raden Sambir anak buahnya. Haji Dolah Menteri Kesehatan. Kalau urusan perdagangan itu diurus sama Panglima Hitam,” kata Idah menyebut sejumlah pejabat di alam ghaib tersebut.

Keberadaan Batu Bejamban sendiri sudah eksis sejak dahulu kala. Di lokasi yang kental dengan nuansa Melayu dan Islam ini para peziarah dari etnik dan agama lain juga bisa datang. “Kalau mau minta, minta ke atas dulu. Yang Islam secara Islam yang Cina secara Cina,” kata Idah. Situs Batu Bejamban menyimpang banyak keanehan. Salah satu keanehan yang bisa disaksikan langsung adalah adanya sinyal HP yang cukup banyak di atas batu ini. Padahal tak ada tower seluler yang berdiri di sungai dan hutan belantara ini sedangkan beberapa langkah dari batu ini sinyal tak ditemukan. Adapun sinyal lain di lokasi ini dapat ditemukan di atas bukit yang juga menyimpan sumber air di atas batu. Diperlukan waktu 35 menit untuk menuju lokasi yang sudah puluhan tahun dikenal sebagai tempat ziarah ini menggunakan speed boat dari Pelabuhan Paloh. Keberadaan situs ini secara tidak langsung juga memberi manfaat ekonomis bagi warga di sekitar Paloh. Untuk menuju lokasi Batu Bejamban yang tidak dihuni seorangpun penduduk ini mereka harus menyewa perahu atau speedboat yang sudah barang tentu menjadi pemasukan tersendiri bagi masyarakat sekitar.

Tidak ada komentar: